Mengungkap Rahasia Foto Bagus
Tulisan ini merupakan saduran dari artikel di photosecrets.com, aku
menyukainya dan lebih suka membacanya dalam bahasa sendiri, dengan gaya
sendiri. Awalnya aku publikasikan di thread forum, namun untuk
kemaslahatan bersama aku pindahkan ke halaman artikel. Mudah-mudahan
bermanfaat, khususnya bagiku dan pemula lainnya, dan bagi para senior
yang fotonya tentu bagus-bagus, aku minta maaf, karena sebagian rahasia
anda menjadi tidak rahasia lagi. Tetapi tentu saja, tanpa latihan dan
usaha yang gigih, artikel ini hanya akan menjadi kisah nyata yang biasa
kita baca di surat kabar.
Kita punya teman bernama fotografi, teman sempurna dalam berpergian,
dinas ke daerah, ziarah, piknik, mudik atau mendaki bukit. Fotografi
bikin kita percaya diri jelajahi tempat yang kita kunjungi, orang-orang
yang kita jumpai; fotografi bikin perjalanan jadi lebih berarti, dan
bersamanya kita nikmati asyiknya mencintai seni. Fotografi membuat kita
lebih bersyukur atas anugerah penglihatan dan kesempatan melihat
tanda-tanda keagungan Ilahi. Nikmat yang tak dapat diukur dan ditakar.
Fotografi menjadi alasan kuat untuk aktivitas kita, pergi mengunjungi
berbagai tempat yang sebelumnya tak punya niat, pulang telat, membeli
alat, dst. Hasrat membara untuk dapatkan bidikan yang mantap mendorong
kita bersusah payah mengeksplore sebuah tempat hingga semak belukar,
memutar-mutari apa yang akan kita ambil gambarnya, mencari-cari sudut
pengambilan untuk menemukan keunikan dan keindahan yang tak terlupakan,
kadang pencarian ini juga beresiko fatal jika tidak dilakukan dengan
hati-hati dan perhitungan nalar.
Menemukan viewpoint terbaik adalah perisitiwa besar, jantung anda
berdebar, lama mata anda menatapnya dengan berbinar, anda mungkin
berpikir, apakah ini waktu yang tepat untuk mengambil gambar, anda
mungkin akan mendirikan tenda dan menunggu moment terbaik dari waktu ke
waktu, dari fajar hingga asar, dari Maret hingga Desember. Anda menjadi
seorang yang ulet dan sabar.
Ketika anda menekan shutter release, anda mengikat sebuah jalinan
pribadi yang manis dengan tempat dan orang-orangnya. Anda di sana .
Fotografi melindungi kenangan perjumpaan anda dengan apa yang ada di
dalamnya. Lalu kita perlihatkan kepada yang lain tentang tempat dan
suasana yang menarik di mana kita pernah di sana , pemandangan yang
menakjubkan, orang-orang yang mengagumkan. Jiwa anda pun tergambar.
Gambar-gambar suka mempengaruhi pikiran kita, suka menggoda kita,
memaksa kita untuk bermain di dalamnya atau berimajinasi dengannya.
Foto-foto yang kita buat dapat mendorong orang lain untuk ingin
mengalami sendiri keindahan atau keasyikan yang disajikan foto tersebut.
Tentu saja, foto pemandangan yang indah dan model yang seksi akan
membangkitkan keinginan dan imajinasi yang berbeda. Keinginan yang
timbul tanpa sadar.
Siapa saja bisa menjadi anggota fotografer.net. Artinya siapa saja
bisa memotret. Dengan tambahan pikiran kreatif dan usaha yang tak kenal
surut, anda dapat menciptakan gambar hebat yang menunjukkan kreasi dan
interpretasi anda terhadap apa yang anda lihat dan jepret. Memang
kecepatan dan percepatan pencapaian tiap orang akan berbeda, satu bisa
terkejar yang lain, tetapi tak apa itu wajar. Tak usah gusar.
Untungnya, bagus tak perlu mahal, foto bagus bisa dibuat dengan
peralatan minimalis dan sedikit pengetahuan data teknis. Rahasianya
adalah melihat secara artistik dan kritis. The art of seeing. Bisikanlah
pertanyaan ini di dalam hati: Apa yang saya lihat, dan bagaimana saya
melihatnya? Sebuah foto bagus punya kualitas yang menunjukkan keahlian,
rasa seni, ketertarikan, dan kepribadian dari fotografernya. Maka kita
bisa tahu foto bagus siapa. Tapi tak bisa tahu foto jelek siapa, tanya
kenapa?
Apa yang Membuat Foto Bagus?
Foto bagus adalah foto yang berisi pesan. Pesan bisa berupa
pernyataan (?Inilah Danau Toba?), kesan (?Suasana Senja di Danau Toba?),
atau ungkapan emosi (?Jatuh Cinta di Danau Toba?). Pesan yang
bagusadalah pesan yang jelas, tegas dan efektif. Tapi bagaimana?
Pesan butuh sebuah subjek. Tentang apa yang ingin anda sampaikan. Itu
bisa saja berupa seorang yang anda kenal, pemandangan, atau
bentuk-bentuk abstrak. Subjek adalah pusat POI dan biasanya ditempatkan
di foreground. Lalu kita menyusun pesan dengan memasukkan bagian kedua,
yakni context, seringkali berupa background. Context memberikan
relevansi, keberadaan, lokasi subjek, atau minat lainnya. Pesan adalah
kombinasi dua elemen ? subjek dan context, foreground dan background ?
yang menceriterakan pesan tersebut.
Seperti pentingnya mengetahui apa saja yang perlu dimasukkan ke dalam
pesan, kita juga perlu tahu apa yang tak perlu dimasukkan ke dalam
pesan. Apasaja yang bukan bagian dari subject atau context dari pesan
yang kita buat, maka itu hanyalah duri atau beling yang mengganggu,
menggores-gores foto dan membuat pesan kita menjadi tidak jelas. Jadi
kurangi bagian-bagian yang tidak relevan di sekitar POI ? biasanya
dengan beringsut lebih dekat ke arah subject, atau berpindah untuk
mendapatkan viewpoint yang lebih baik ? dan membuat bidikan yang jelas
dan bersih. Seorang pelukis menciptakan seni dengan penambahan ?
menambahkan apa yang dia lukis ? sementara fotografer menciptakan seni
dengan pengurangan ? mengurangi bagian-bagian yang tidak perlu.
Resep untuk sebuah foto yang bagus adalah:
“Sebuah latar depan, sebuah latar belakang, dan tidak ada yang lain.”
Apa yang Membuat Foto Luar Biasa?
Foto luar biasa langsung memukau mata. Sementara pepatah bilang:
picture may say a thousand words , maka foto luar biasa hanya mengatakan
satu kata saja: ?Wow!?
Foto luar biasa adalah karya seni. Ia merekam semangat dari subjek
dan membangkitkan emosi. Bob Krist menyebutnya ?The Spirit of Place.?
Anda juga dapat menggunakan trik-trik gamblang untuk membuat terpesona
pengunjung galeri foto anda. Mari kita lihat bagaimana caranya.
Sebuah gambar adalah sebuah taman bermain, terdapat tempat-tempat di
mana mata kita mengembara dan mengamati, juga ruang di mana mata kita
beristirahat dan relaks. Ketika kita pertama melihat sesuatu, kita
bersikap untuk tidak terpengaruh. Mata kita lalu secara alami menemukan
cahaya, area terang, dan mencari orang, biasanya pada mata dan mulutnya.
Apakah kita tahu orang yang ada di dalam gambar? Apa yang mereka
rasakan dan bagaimana hal tersebut berhubungan dengan kita? Apakah
mereka tergambar memperhatikan pada sesuatu? Jika begitu, apakah kita
mengenalinya (sebuah bangunan, sebuah landmark) dan seperti apa ia?
Tentang apakah gambar tersebut? Apa subjek atau tujuan utamanya?
Seberapa besar subjeknya? Kita menentukan skala dengan membandingkan
elemen-elemen dengan sesuatu yang kita ketahui ukurannya, seperti orang,
binatang, atau mobil. Sekali kita selesai mengamati orang dan
elemen-elemen yang berkaitan, kita melanjutkan perhatian kita ke
elemen-elemen yang lebih abstrak.
Pertama kita memperhatikan warna atau tone subjek. Merah membara,
biru nan tenang, hijau natural, hitam mencekam. Lalu kita melihat
bentuk. Kurva lembut, sudut kaku, garis-garis yang menyapu. Bagaimana
cahaya mengenai subjek memberikan bayangan halus bentuk tiga dimensinya.
Anda, sebagai fotografer, dapat memanipulasi ini semua dengan mencari
terang dan gelap, menggeser intensitas dari tone dan hue. Bagaimana mata
terseret ke dalam gambar?
Bentuk membimbing kita pada tekstur, bagaimana subjek terasa dalam
sentuhan. Lembutkah ia, haluskah ia, keras atau kasar? Apakah memiliki
karakter dan kehangatan? Cara elemen-elemen disejajarkan dan dipengaruhi
oleh cahaya yang sama, membuat kita mempertimbangkan kualitas dan
keterkaitan mereka. Keseimbangan menuntun mata kita dari satu elemen ke
elemen yang lain, meneliti kesatuannya, kontras, dan detailnya, setiap
item menambah keasyikan ke item berikutnya. Apa keterkaitan satu sama
lain dari semuanya itu?
Sebagai seniman, anda dihadapkan pada pilihan yang akan mengungkap
sense of the art anda. Komposisi secara keseluruhan, proporsi layout,
penyajian elemen-elemen lain yang penting, anda dapat menentukan feature
mana yang anda butuhkan, dan apa yang terbaik untuk menegaskan pesan
anda.
Resep untuk foto luar biasa adalah:
?Pertimbangkan bagaimana elemen-elemen berkaitan secara keseluruhan?.
Apa yang Membuat Foto Eye-Catching?
Kembali kepada sifat eye-catching dari foto luar biasa, berikut
rahasianya, 4 kunci saja: kesederhanaan, warna, cahaya dan kedalaman.
Kesederhanaan : Kesederhanaan dalam seni juga dikenal dengan sebutan
visual economy , yakni mengeliminasi semua elemen atau detail yang tidak
perlu yang tidak ada kontribusinya pada semangat komposisi secara
keseluruhan.
Kesederhanaan dapat dicapai dengan beberapa cara:
kurangilah jumlah dan tipe objek yang akan dibidik
memotret lebih dekat pada subjek, atau zooming bila lensanya bisa di-zoom
anda bisa juga menghilangkan elemen-elemen yang tidak perlu melalui jalur photoshop
Warna : Untuk menciptakan dampak pada foto anda adalah dengan mencari
corak warna yang menonjol. Merahnya bunga, birunya langit, kuningnya
senja, atau hijaunya dedaunan. Sekali lagi, kesederhanaan adalah kunci ?
cobalah untuk mengurangi jumlah dan tipe warna dalam bidikan anda untuk
lebih memberikan dampak. Secara umum, sebuah foto sebaiknya hanya
memiliki satu subjek utama dan satu warna utama. Konsentrasikan hanya
pada satu dari tiga warna primer: merah, biru atau kuning. Tiga warna
dominan ini sangat baik diseimbangkan dengan warna-warna komplemennya,
yaitu: merah dengan hijau, biru dengan oranye, dan kuning dengan ungu.
Ada beberapa cara untuk menonjolkan warna, pertama adalah dengan
menggunakan filter polarizer. Cara yang kedua dengan membatasi range
gelap ke terang. Singkirkan area yang terlalu gelap atau terlalu terang
dibandingkan dengan subjek utama anda. Cara ketiga dengan menggunakan
slide film Velvia. Cara keempat: pilih waktu terbaik sesuai dengan
maksud foto anda:
jam 5: Fajar: warna pink, cahaya yang sangat halus dan kabut tipis untuk danau, sungai dan pemandangan.
jam 6: Sunrise: Cahaya renyah, keemasan. Pas untuk subjek-subjek menghadap timur.
jam 10?14: Tengah hari: tidak cocok untuk pemandangan dan motret
orang, tetapi bagus untuk motret gedung-gedung dan monumen. Warna-warna
bangunan dan detailnya terekam sangat baik.
jam 14?16: Sore hari: Langit biru dengan polarizer.
jam 16?18: Senja hari: Cahaya yang hangat, keemasan. Pas untuk
subjek-subjek menghadap barat. Waktu terbaik untuk landscape dan orang,
khususnya satu jam sebelum sunset.
jam 18?18.30: Sunset: Langit yang indah, mulai 10 menit sebelum sunset sampai 10 menit sesudahnya.
jam 18.30?19.30: Magrib: Foto malam yang indah, lampu-lampu sudah bernyalaan sedangkan langit masih nampak keunguan.
Cahaya : Pencahayaan yang baik seringkali menjadi kunci foto-foto
juara. Penggunaan cahaya siang hari secara efektif dapat juga
memperbaiki foto anda. Untuk mencapai foto seindah di ?National
Geographic?, fotolah ketika cahaya berwarna keemasan ? muncul sesudah
sunrise dan sebelum sunset, sering disebut ?magic hours? di kalangan
fotografer. Coba lihat lagi rincian dari waktu-waktu terbaik di atas.
Kedalaman : Sertakan rasa kedalaman pada foto anda. Kedalaman dapat
dicapai dengan pengaturan DOF, penempatan elemen-elemen di dalam foto,
dan pencahayaan.
Mudah-mudahan, dengan mengamalkan penjelasan-penjelasan yang ada di
dalam artikel ini, aku dan rekan-rekan yang lain bisa membuat foto yang
lebih baik. Aamien
No comments:
Post a Comment